Batu alam banyak dimanfaatkan untuk hiasan eksterior dan interior rumah agar terlihat lebih indah. Batu alam, baik yang masih asli maupun yang sudah diproses dijadikan sebagai pemanis ruangan dan teras rumah. Dengan pemakaian batuan ini rumah terkesan alami, nyaman, tenang, kokoh, serta menambah nilai artistik rumah itu sendiri.
M. Ngaliman, staf museum Geologi DKI Jakarta, mengatakan batuan alami ini banyak jenis dan kegunaannya. Pemanfaatan batuan ini semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan serta tersedianya peralatan yang digunakan untuk memproses bantuan ini agar lebih tampak indah.
Seiring dengan meningkatnya kreasi para perajin batu serta majunya industri perumahan, maka batu-batu alam itu pun mulai didiversikafikasi. Diversifikasi ini umumnya pada fungsi, sehingga menjadikan batu alam banyak diminati pasar.
Dengan cara itu pula, fungsi batu kini menjadi hiasan atau dekorasi rumah yang disebut sebagai batu mulia. Disebut batu mulia, kata Ngaliman, karena batu alam tersebut telah mempunyai nilai seni dan sudah dapat dikomersilkan. Beberapa jenis batu mulai di antaranya batu sempur, batu oksidian, kristal kwarsa, batu agate, dan batu kapur.
Batu sempur, kata dia, banyak dikenal sebagai fosil kayu yang telah membatu. Berdasarkan ilmu geologi, batu sempur umurnya sekitar 5 sampai 12 juta tahun. Menurut Chandra Sukman, instruktur batu mulia Banten, batu sempur yang sering dipakai untuk pelapis dinding rumah, banyak terdapat di Kabupaten Lebak, Banten.
Proses pembuatan batu ini tergolong rumit, yaitu terlebih dulu dipotong dengan menggunakan mesin lalu dikelupas hingga warnanya terlihat. Setelah itu baru diampelas, ”Diampelas dari yang ampelas paling kasar sampai ampelas yang paling halus, tahapannya harus tersusun, tidak boleh sembarangan, agar maksimal halusnya,” kata Chandra.
Dengan hasil yang maskimal itu, batu sempur tidak perlu dipoles lagi dengan perlinis ataupun bahan kimia lainnya. Karena dengan pengamplasan itu saja sudah kelihatan sangat halus seperti diperlinis. ”Tidak ada proses kimia, hanya diampelas sehingga warnanya alami dari batu itu sendiri.”
Batu sempur biasa dipakai untuk hiasan interior dan eksterior rumah, bahkan banyak pula yang digunakan untuk hiasan-hiasan di area hotel. ”Di rumah batu ini ditempatkan di mana saja tidak jadi masalah, akan tetap indah,”papar Chandra.
Selain untuk hiasan, batu sempur juga sering sebagai pelapis dinding rumah. Namun, jika untuk dinding rumah, batu ini terlebih dulu dibentuk sebagai lempengan. ”Batu ini ada yang digunakan untuk dinding jenis rumah apa saja, dia akan tetap kuat.”
Mengenai perawatan, menurut Chandra, cukup dilap saja. Sebab kehalusan dan warnanya tidak akan pudar. Justru kalau memakai perlinis warnanya akan cepat pudar sehingga terlihat tidak lagi alami.
Batu kapur juga sering dibuat untuk aksesori rumah, seperti pelapis dinding atau taman. Menurut, Gende, perajin batu, proses pembuatan terlebih dulu dipahat dengan menggunakan mesin atau tangan, lalu dimelamit atau dipelitur. ”Selain untuk hiasan di dalam rumah, batu ini juga berfungsi sebagai relief, seperti misalnya relief taman dan air terjun.”
Batu mulia lainnya yang tidak kalah indahnya untuk memperindah rumah adalah batu lemsung. Menurut perajin batu lainnya, Sinuradja, batu ini juga banyak digunakan untuk memperindah taman serta ornamen dinding rumah. ”Ornamen ini berupa pahatan-pahatan yang dibuat hanya dengan tangan pengrajin. Batu ini mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi dalam pembuatannya. Kesulitan ada pada pahatannya.”
Perawatan batu lemsung ini cukup digunakan coating supaya tidak berlumut. Namun, ada beberapa pembeli yang justru kebih suka dengan yang telah berlumut. ”Biasanya bule-bule lebih suka batu yang berlumut,” ungkap Sinuradja.